Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terus berupaya mendorong kesejahteraan para atlet di Indonesia. Sebab, atlet memiliki peran besar dalam mengharumkan nama negara di kancah kejuaraan internasional.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Erick Thohir mengatakan, pemerintah sedang menggodok program dana pensiun atlet, termasuk mekanisme teknisnya. Keberadaan dana pensiun sangat penting untuk memastikan masa depan para atlet di Indonesia benar-benar aman dan terjamin.
Erick menyebut, atlet merupakan aktor utama olahraga nasional. Namun, di beberapa cabang olahraga tertentu, kesejahteraan atletnya masih kurang. Bahkan, ada atlet yang hidup miskin dan sulit menyembuhkan cederanya.
Di sisi lain, ada cabang olahraga lain yang mana atletnya punya penghasilan melimpah. Namun, itu bukan jaminan juga atlet tersebut tetap hidup sejahtera setelah masuk masa pensiun.
"Jangan nanti ibu-ibu, bapak-bapak di rumah, (bilang) ah, nggak usah jadi atlet. Miskin, susah. Nah, padahal, kalau lihat gaji pemain bola, miliaran," ujar Erick dalam acara Indonesia Sport Summit (ISS) 2025, Sabtu (6/12/2025).
Kehadiran program dana pensiun diharapkan akan mendorong lebih banyak masyarakat untuk menjadi atlet. Mengingat, persepsi bahwa hidup atlet itu miskin dan tidak punya masa depan saat pensiun bisa dihilangkan ketika program tersebut mulai berjalan.
Selain itu, Erick juga menekankan pentingnya memperkuat pendidikan atlet. Pasalnya, pemerintah wajib menjamin masa depan atlet nasional, tidak hanya untuk 5 tahun saja, melainkan hingga atlet tersebut telah pensiun dari dunia olahraga.
Oleh karena itu, dibutuhkan kebijakan sinergi dari kementerian terkait. Kemenpora pun tak bisa bekerja sendiri untuk menyediakan program pendidikan atlet. Erick juga mengaku, Presiden Prabowo Subianto sudah mendukung penuh program pendidikan atlet melalui pemberian beasiswa.
"Suratnya saya sudah kirimkan. Kita akan dapat 100 LPDP untuk atlet. Masa depannya kita jamin, karena mereka akan menjadi bagian dari industri yang penting," ungkap dia.
Kendati begitu, Erick menyadari pemberian beasiswa pendidikan untuk atlet saja tidak cukup untuk memperkuat kualitas atlet nasional. Maka dari itu, pemerintah mendorong adanya kompetisi olahraga yang rutin di level sekolah seperti SMA hingga perguruan tinggi.
"Banyaknya kegiatan olahraga akan menimbulkan atlet yang lebih baik lagi, karena mereka terus bermain di olahraga tersebut," kata dia.
Di samping itu, pemerintah juga tengah menggodok kebijakan di ranah pendidikan. Dalam hal ini, para siswa sekolah nantinya diwajibkan memilih 3 atau 4 olahraga pilihan dari total 21 cabang olahraga unggulan yang diajarkan di sekolah.
Lebih lanjut, Erick menyebut Jepang dapat menjadi contoh bagi Indonesia dalam memajukan industri olahraga. Saat ini, Jepang sedang mengalami fase bertambahnya jumlah penduduk usia tua, di mana setiap tahun jumlah penduduknya berkurang sekitar 120.000 jiwa.
Namun, Jepang tetap mampu melahirkan atlet-atlet kelas dunia. Sebagai contoh, ada Shohei Otani yang berkompetisi di Major League Baseball (MLB) Amerika Serikat. Lalu, ada Rui Ichimura yang bermain di National Basketball Association (NBA).
"Belum sepak bolanya. Kemarin bisik-bisik saya dengar mereka (timnas Jepang) pengen juara dunia targetnya. Lalu, kapan? 2026 ini di Amerika. Penduduknya makin tua. Nah inilah sinergisitas dengan kepentingan lain," pungkas dia.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

3 hours ago
4























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5388925/original/022326500_1761169690-chelsea-vs-ajax-ucl-3.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/798992/original/044301700_1421898439-Windows_10__via_Fortune_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381302/original/077708900_1760500278-iphone_lazadaa.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5377050/original/026970200_1760074385-IMG_8595-01.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5382292/original/017049900_1760571968-iPhone_17_Pro_Max_01.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5328603/original/087840900_1756261928-szabo-viktor-UfseYCHvIH0-unsplash.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5377883/original/060068900_1760165800-ClipDown.com_538697234_18482627983072710_432624515930713201_n.jpg)

:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5137245/original/076805300_1739938380-WhatsApp_Image_2025-02-19_at_09.39.29.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381829/original/005725100_1760518725-zulfugar-karimov-B9klYJqQ4DU-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5235768/original/023810300_1748431716-Sentimenal_Value.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5377228/original/014395200_1760081220-54839835692_631bd33651_o.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5383595/original/055382300_1760684569-WhatsApp_Image_2025-10-17_at_13.48.26.jpeg)
English (US) ·