Saat pekerjaan di kampung terhalang, "rantau laweh" terbentang

Jakarta (ANTARA) - Jikok indak gadang di kampuang, rantau laweh dituju.

Pepatah dari suku Minangkabau itu mengandung filosofi yang menganjurkan seseorang, terutama para pemuda, untuk ke rantau laweh atau merantau ke daerah luar yang lebih luas bila lingkungan asal tidak memungkinkan seseorang untuk gadang atau berkembang.

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, sebanyak 146,5 juta penduduk usia produktif bekerja dan 7,46 juta lainnya merupakan pengangguran, per Agustus 2025.

Di lain sisi, Kementerian Pelindungan dan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) mencatat adanya ketersediaan 1,6 juta order di 2025—merujuk pada jumlah permintaan tenaga kerja dari pemberi kerja di luar negeri.

Sepanjang 2024, Pemerintah baru mampu menempatkan 297.434 Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri yang tersebar mulai dari Hong Kong, Taiwan, Malaysia, Jepang, serta Singapura yang menjadi lima negara teratas penempatan.

Namun, posisi yang ditempati PMI masih didominasi oleh pekerjaan sektor informal. Sekitar 33,7 persen di antaranya merupakan house maid (asisten rumah tangga), diikuti oleh caregiver yang menyumbang 17,5 persen, dan sisanya pekerja sektor di sektor lainnya, termasuk plantation worker (pekerja perkebunan) dan konstruksi.

Pemerintah melalui KP2MI memahami betul bahwa peluang kerja di luar negeri tersebut harus dimanfaatkan seoptimal mungkin. Target penempatan PMI di 2025 dinaikkan menjadi 425.000 orang, dan melangkah lebih ambisius dengan membidik 500.000 penempatan pada 2026.

Mangacu pada pepatah Minangkabau di atas, persepsi akan ketatnya persaingan kerja di dalam negeri dapat dimaknai oleh usia produktif dengan menangkap peluang di rantau laweh.

Kondisi kampuang

Tahun 2025 telah berada di penghujungnya. KP2MI mencatat layanan penempatan PMI pada Januari-Oktober baru mencapai setengahnya, sebanyak 232.122 penempatan.

Berdasarkan sebaran negara, layanan penempatan PMI pada 2025 masih sama dengan 2024, yakni Hong Kong dengan 70,747 penempatan, disusul Taiwan dengan 53.602, Malaysia 44.178, dan Jepang 16.198.

House maid masih mendominasi jabatan pekerja migran yang mencapai sepertiga dari total penempatan atau sebanyak 71.245. Pada posisi kedua ditempati oleh caregiver yang mencapai 33.224, plantation worker pada posisi ketiga dengan 22.480 penempatan.



Profesor Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah mengulas capaian layanan penempatan PMI pada tahun ini yang berada pada rentangan tahun lalu.

Menurut dia, angka di lapangan bisa saja lebih besar karana pemrosesan dokumen hukum di dalam negeri belum sepenuhnya berbasis informasi dan teknologi yang mengakibatkan data layanan penempatan PMI sulit diproses sepenuhnya secara digital.

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.